May 31, 2025

Atap Mushola MTsN 1 Sagaranten Roboh
April 16, 2025 admin

Atap Mushola MTsN 1 Sagaranten Roboh

Atap Mushola MTsN 1 Sagaranten Roboh

Sukabumi – Kejadian mengejutkan terjadi di lingkungan MTsN 1 Sagaranten, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Sebuah musala yang terletak di Kampung Cigadog RT 16 RW 06, Desa Sagaranten, Kecamatan Sagaranten, tiba-tiba ambruk dan menyebabkan dua siswa mengalami luka-luka. Peristiwa ini terjadi ketika cuaca sedang cerah, tanpa hujan maupun angin kencang yang biasa menjadi pemicu bencana serupa.

Atap Mushola MTsN 1 Sagaranten Roboh

Menurut informasi dari warga sekitar, ambruknya bangunan musala tersebut diduga kuat karena kondisi fisiknya yang sudah sangat tua dan mengalami pelapukan. Struktur atap yang terbuat dari kayu terlihat sudah rapuh dan kemungkinan tidak mampu lagi menahan beban secara optimal. Akibatnya, bagian atap runtuh menimpa beberapa siswa yang sedang berada di dalam bangunan untuk beristirahat.

Dua Siswa Jadi Korban
Dua pelajar yang menjadi korban langsung dilarikan ke fasilitas kesehatan terdekat. Meski mengalami luka-luka, kondisi keduanya dilaporkan tidak mengancam jiwa. Pihak sekolah dengan sigap memberikan pertolongan pertama dan menghubungi orang tua siswa untuk memastikan mereka mendapat perawatan yang memadai.

“Alhamdulillah anak saya tidak mengalami luka berat, hanya lecet dan sedikit trauma karena tertimpa reruntuhan. Tapi saya khawatir kalau bangunan lain di sekolah ini juga sudah tua,” ujar salah satu orang tua siswa.

Kondisi Bangunan Sudah Mengkhawatirkan

Warga dan wali murid mengungkapkan bahwa musala yang digunakan oleh siswa untuk beribadah itu memang sudah cukup lama tidak mendapatkan perawatan menyeluruh. Atap dari kayu tua serta plafon yang mulai lapuk tampak jelas dari luar. Beberapa bagian genteng juga terlihat bergeser sebelum akhirnya musala tersebut roboh.

Menurut tokoh masyarakat setempat, kondisi seperti ini semestinya sudah menjadi perhatian sejak lama, mengingat bangunan yang digunakan untuk kepentingan siswa haruslah berada dalam kondisi layak dan aman.

Respon Pihak Sekolah dan Pemerintah
Kepala MTsN 1 Sagaranten menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh pihak yang terdampak dan menegaskan bahwa keselamatan siswa merupakan prioritas utama. “Kami sangat menyesalkan kejadian ini dan akan segera berkoordinasi dengan instansi terkait untuk memastikan evaluasi menyeluruh terhadap seluruh bangunan di lingkungan sekolah,” ucapnya.

Pihak Dinas Pendidikan Kabupaten Sukabumi juga telah menurunkan tim untuk melakukan investigasi. Mereka akan menilai struktur bangunan lain di sekolah tersebut guna mencegah peristiwa serupa. Selain itu, akan dilakukan pendataan terhadap fasilitas pendidikan lain yang mungkin berada dalam kondisi serupa, terutama yang sudah berusia tua.

Pentingnya Perawatan Fasilitas Pendidikan
Insiden ini menjadi pengingat bagi semua pihak akan pentingnya pemeliharaan fasilitas pendidikan. Banyak sekolah di Indonesia, terutama yang berada di daerah pedesaan atau terpencil, masih memiliki infrastruktur yang dibangun puluhan tahun lalu dan belum mendapatkan pembaruan.

Dengan bertambahnya usia bangunan, risiko kerusakan struktural semakin tinggi. Jika tidak ada tindakan pencegahan sejak dini, kondisi ini bisa berbahaya bagi siswa, guru, maupun tenaga kependidikan lainnya.

Pemerintah daerah bersama dinas terkait diharapkan bisa mempercepat program renovasi atau rehabilitasi bangunan sekolah, khususnya ruang ibadah dan ruang kelas yang menjadi bagian penting dalam aktivitas pendidikan sehari-hari.

Kesimpulan
Peristiwa robohnya atap musala di MTsN 1 Sagaranten tidak hanya mencoreng kenyamanan belajar, tetapi juga menyoroti kebutuhan mendesak akan perbaikan infrastruktur pendidikan di berbagai wilayah. Dengan kejadian ini, semoga pihak-pihak terkait dapat lebih memperhatikan kondisi fasilitas pendidikan demi keamanan dan kenyamanan para pelajar.

Share: Facebook Twitter Linkedin
Jalan Pangleseran Cikembar Rusak Parah
April 11, 2025 admin

Jalan Pangleseran Cikembar Rusak Parah

Jalan Pangleseran Cikembar Rusak Parah

Kerusakan parah yang terjadi di ruas Jalan Pangleseran, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi, akhirnya menjadi sorotan publik. Jalan ini diketahui sebagai akses vital bagi masyarakat dan kendaraan industri, terutama truk-truk perusahaan tambang yang lalu lalang setiap harinya. Tak sedikit warga yang mengeluhkan kondisi jalan yang berlubang, licin saat hujan, dan sangat membahayakan pengendara roda dua maupun roda empat.

Jalan Pangleseran Cikembar Rusak Parah

Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kabupaten Sukabumi, Dede Rukaya, menyatakan bahwa kerusakan jalan tersebut tidak bisa dianggap remeh. Jalan yang menjadi penghubung antarwilayah ini membutuhkan perhatian serius karena intensitas penggunaannya sangat tinggi, terutama oleh kendaraan bertonase besar dari perusahaan tambang yang beroperasi di sekitar wilayah Cikembar.

“Memang betul, aktivitas kendaraan berat menjadi salah satu faktor utama rusaknya badan jalan di Pangleseran. Jalan ini bukan hanya dilintasi oleh kendaraan pribadi masyarakat, tapi juga truk-truk tambang yang setiap hari mengangkut material,” ungkap Dede Rukaya dalam keterangannya kepada media lokal.

Rencana Perbaikan Jalan: Tak Lagi Tambal Sulam
Menurut Dede, pihak DPU tidak akan lagi menggunakan metode perbaikan tambal sulam seperti sebelumnya. Kali ini, perbaikan akan dilakukan secara menyeluruh dengan metode betonisasi. Ini tentu memerlukan biaya yang lebih besar dibandingkan dengan hanya menambal menggunakan aspal hotmix. Namun, pendekatan ini dipilih agar jalan lebih tahan terhadap tekanan kendaraan berat dan bisa digunakan dalam jangka waktu yang lebih lama.

“Kami berencana membeton jalan, bukan hanya memperbaiki dengan lapisan hotmix. Ini langkah strategis agar tidak rusak kembali dalam waktu singkat. Namun tentu saja biayanya jauh lebih besar,” tambah Dede.

Ia juga menjelaskan bahwa pengajuan anggaran untuk proyek ini sedang dikaji. Karena dana yang dibutuhkan cukup besar, DPU berharap bisa menggandeng perusahaan-perusahaan tambang untuk ikut berkontribusi dalam pembiayaan.

DPU Ajak Kolaborasi dengan Perusahaan Tambang

Dalam upaya mencari solusi berkelanjutan, DPU Kabupaten Sukabumi tidak ingin berjalan sendiri. Mereka mengajak seluruh pemangku kepentingan, terutama perusahaan-perusahaan tambang yang sering melintas di jalan tersebut, untuk ikut bertanggung jawab.

“Perbaikan jalan ini bukan hanya urusan pemerintah daerah. Perusahaan tambang harus terlibat. Mereka juga pengguna utama jalan ini dan tentu punya tanggung jawab sosial kepada masyarakat,” ujarnya.

Dede juga menyinggung pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan swasta dalam pembangunan infrastruktur daerah. Menurutnya, jika semua pihak menunjukkan kepedulian yang sama, maka pembangunan bisa berjalan lebih cepat dan efektif.

Harapan Masyarakat dan Pemerintah
Masyarakat yang tinggal di sekitar Jalan Pangleseran pun menyambut baik rencana ini. Banyak warga yang sudah merasa sangat tidak nyaman dengan kondisi jalan yang rusak. Selain menghambat mobilitas, kerusakan jalan juga meningkatkan risiko kecelakaan lalu lintas, terutama saat malam hari ketika penerangan terbatas.

Pemerintah Kabupaten Sukabumi menegaskan bahwa perbaikan jalan ini akan menjadi prioritas, apalagi Jalan Pangleseran merupakan salah satu jalur strategis untuk distribusi barang dan material tambang. Dengan kondisi jalan yang baik, diharapkan bisa meningkatkan kelancaran transportasi, menekan angka kecelakaan, serta mempercepat perputaran ekonomi lokal.

Share: Facebook Twitter Linkedin
Jalan Sukabumi-Sagaranten Terputus Akibat Tanah Bergerak
April 9, 2025 admin

Jalan Sukabumi-Sagaranten Terputus Akibat Tanah Bergerak

Jalan Sukabumi-Sagaranten Terputus Akibat Tanah Bergerak

SUKABUMI – Ruas jalan utama yang menghubungkan Sukabumi dengan Sagaranten, tepatnya di wilayah Cisayar, Kecamatan Nyalindung, mengalami kerusakan parah akibat pergerakan tanah yang dipicu hujan deras selama tiga hari berturut-turut. Dampaknya, akses kendaraan dari dan menuju kawasan selatan Sukabumi terganggu. Pemerintah daerah pun telah menyiapkan dua jalur alternatif sebagai solusi sementara untuk mobilitas warga.

Jalan Sukabumi-Sagaranten Terputus Akibat Tanah Bergerak

Bencana ini terjadi pada awal pekan ketika curah hujan tinggi melanda wilayah Kabupaten Sukabumi. Tidak hanya menyebabkan badan jalan retak dan ambles, tanah bergerak juga merusak sejumlah rumah warga di sekitar lokasi. Beberapa warga bahkan harus dievakuasi demi keselamatan mereka.

Kondisi Terkini Lokasi Jalan Terputus
Pantauan di lokasi menunjukkan bahwa bagian jalan yang terputus berada di Desa Cisayar, tepatnya di tanjakan yang biasa dilalui kendaraan berat. Keretakan terlihat melintang sepanjang ruas jalan dengan lebar patahan mencapai lebih dari satu meter. Jalan aspal tampak ambles dan bergelombang, tidak bisa dilalui oleh kendaraan roda empat maupun roda dua.

Beberapa rumah warga yang berada di lereng juga mengalami kerusakan. Tembok retak, lantai bergeser, dan beberapa bangunan mengalami kemiringan akibat tanah di bawahnya yang terus bergerak. Kondisi ini membuat warga setempat merasa khawatir dan waspada terhadap potensi longsor lanjutan.

Warga Terpaksa Mengungsi
Menurut informasi dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, sedikitnya 5 kepala keluarga harus dievakuasi dari rumah mereka. Evakuasi dilakukan karena lokasi tempat tinggal mereka berada di titik rawan pergerakan tanah. Sebagian warga mengungsi ke rumah kerabat, sementara sebagian lainnya ditampung di tenda darurat yang disiapkan oleh petugas.

“Sudah tiga hari hujan terus turun tanpa henti. Awalnya hanya retakan kecil, tapi sekarang jalan benar-benar terputus dan rumah kami ikut terdampak,” ujar Rudi (48), salah satu warga yang terdampak langsung bencana ini.

Pemerintah Siapkan Jalur Alternatif

Menanggapi kondisi ini, Pemerintah Kabupaten Sukabumi bergerak cepat dengan menyiapkan dua jalur alternatif untuk mengantisipasi terganggunya arus transportasi masyarakat. Dua jalur tersebut adalah:

Jalur melalui Kecamatan Curugkembar
Jalur ini melewati rute Curugkembar – Pabuaran – Sagaranten. Meski jaraknya sedikit lebih jauh, jalan ini masih dalam kondisi layak dilalui kendaraan roda dua dan empat.

Jalur melalui Kecamatan Lengkong
Alternatif lainnya adalah melalui Lengkong – Waluran – Sagaranten. Rute ini disarankan bagi kendaraan kecil karena kontur jalannya cukup menantang dan perlu kehati-hatian.

Pemerintah daerah juga telah meminta dinas terkait untuk segera melakukan survei serta mempercepat proses perbaikan pada ruas jalan utama yang terputus. Namun, karena kondisi tanah masih labil, perbaikan permanen akan menunggu kondisi stabil agar tidak membahayakan pekerja maupun pengguna jalan.

Himbauan untuk Warga
Kepala BPBD Sukabumi, Dadang Kurnia, menghimbau warga untuk tetap waspada dan segera melapor jika melihat tanda-tanda pergerakan tanah, seperti retakan pada tanah, dinding rumah, atau perubahan bentuk permukaan jalan.

“Kami mengimbau masyarakat untuk tidak memaksakan diri melintasi area yang sudah dinyatakan rawan. Tim kami terus bersiaga dan memantau kondisi di lapangan,” ujar Dadang.

Selain itu, masyarakat diminta mengikuti perkembangan informasi resmi dari pemerintah daerah dan tidak mudah percaya pada informasi tidak valid yang beredar di media sosial.

Potensi Pergerakan Tanah Masih Tinggi
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat masih akan mengguyur wilayah Sukabumi dan sekitarnya dalam beberapa hari ke depan. Oleh karena itu, risiko bencana seperti tanah longsor, banjir, hingga pergerakan tanah masih cukup tinggi.

Warga diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama yang tinggal di daerah perbukitan dan lereng. Upaya mitigasi seperti pembuatan saluran air darurat dan penahan tanah sementara juga tengah dilakukan oleh dinas terkait.

Kesimpulan
Bencana pergerakan tanah di Cisayar, Nyalindung, Sukabumi, menjadi pengingat pentingnya kesiapsiagaan terhadap cuaca ekstrem. Meski jalan utama Sukabumi–Sagaranten saat ini terputus, dua jalur alternatif telah dibuka untuk menunjang mobilitas warga. Pemerintah daerah pun terus melakukan langkah tanggap darurat dan mitigasi lanjutan guna mencegah bencana yang lebih besar.

Share: Facebook Twitter Linkedin
Toko Busana di Palabuhanratu Diserbu Warga Menjelang Lebaran
April 8, 2025 admin

Toko Busana di Palabuhanratu Diserbu Warga Menjelang Lebaran

Toko Busana di Palabuhanratu Diserbu Warga Menjelang Lebaran

Mendekati momen Lebaran, pusat perbelanjaan busana di Palabuhanratu, pusat pemerintahan Kabupaten Sukabumi, menjadi destinasi utama warga yang ingin tampil baru saat hari kemenangan tiba. Antusiasme masyarakat terlihat dari panjangnya antrean di depan toko-toko pakaian dan ramainya pengunjung yang memenuhi lorong-lorong toko sejak pagi hari.

Toko Busana di Palabuhanratu Diserbu Warga Menjelang Lebaran

Salah satu toko busana terbesar di kawasan tersebut bahkan mencatat lonjakan pengunjung hingga dua kali lipat dibandingkan hari-hari biasa. Keadaan ini mencerminkan tingginya semangat masyarakat dalam menyambut Hari Raya Idulfitri, di mana mengenakan pakaian baru telah menjadi bagian dari tradisi yang lekat di hati umat Muslim Indonesia.

Diskon dan Koleksi Baru Jadi Daya Tarik

Menurut Sari, salah satu pengunjung yang datang bersama keluarga, ia sengaja datang sejak pagi untuk mendapatkan koleksi pakaian terbaru yang ditawarkan dengan potongan harga besar-besaran.

“Kebiasaan kami sekeluarga, tiap menjelang Lebaran pasti beli baju baru. Alhamdulillah, di sini lengkap dan diskonnya lumayan. Kalau telat datang, takutnya habis duluan,” ujarnya sambil menunjukkan setelan gamis yang baru dibelinya.

Pihak pengelola toko menyatakan bahwa mereka telah bersiap menghadapi lonjakan pengunjung dengan menambah stok, memperluas display produk, dan menambah kasir untuk mempercepat layanan. Promo diskon hingga 70 persen juga ditawarkan pada koleksi tertentu, menjadikan momen ini kesempatan emas bagi konsumen untuk berbelanja hemat.

Kemacetan dan Parkir Jadi Tantangan

Di balik euforia belanja, kemacetan dan keterbatasan lahan parkir menjadi keluhan utama para pengunjung. Banyak kendaraan yang terpaksa parkir di pinggir jalan karena area parkir penuh sejak siang hari. Petugas keamanan toko dan pihak kepolisian setempat terlihat berjaga-jaga untuk memastikan keamanan dan ketertiban tetap terjaga.

“Kami berkoordinasi dengan aparat untuk mengatur lalu lintas dan mengantisipasi penumpukan kendaraan,” kata Rudi, salah satu petugas keamanan toko.

Peningkatan Ekonomi UMKM Lokal

Kondisi ini juga membawa berkah bagi pelaku usaha kecil menengah (UMKM) di sekitar lokasi. Banyak pedagang kaki lima dan penjual makanan ringan yang ikut meraup rezeki dari keramaian tersebut. Tak hanya toko besar, lapak-lapak kecil pun diserbu pembeli yang ingin melengkapi kebutuhan Lebaran seperti kerudung, sandal, hingga makanan ringan untuk suguhan tamu.

Asep, salah satu pedagang kerudung di pinggir jalan, mengaku penjualannya meningkat drastis dalam dua minggu terakhir. “Kalau Lebaran begini, kami bisa jual dua sampai tiga kali lipat lebih banyak dibanding hari biasa,” ujarnya sambil melayani pembeli.

Tradisi yang Terus Hidup

Fenomena ini menjadi bukti bahwa tradisi berbelanja pakaian baru menjelang Lebaran masih sangat kuat di masyarakat. Bukan sekadar penampilan, namun juga sebagai simbol kebahagiaan dan rasa syukur atas berkah Ramadan yang telah dijalani.

Dengan kembalinya aktivitas ekonomi setelah pandemi, semangat belanja warga juga seolah terobati. Kehadiran keluarga dan kerabat dalam suasana penuh suka cita membuat tradisi ini terasa semakin istimewa.

Penutup

Keramaian pusat perbelanjaan busana di Palabuhanratu jelang Lebaran tidak hanya menunjukkan geliat ekonomi lokal yang bangkit, tapi juga mencerminkan eratnya hubungan antara budaya dan perayaan keagamaan di Indonesia. Tradisi membeli baju baru bukan sekadar kegiatan konsumtif, tetapi juga bentuk ekspresi rasa syukur dan kebersamaan.

Bagi warga Sukabumi dan sekitarnya, momen ini menjadi bagian tak terpisahkan dari perjalanan spiritual menyambut Hari Raya Idulfitri. Dan bagi pelaku usaha, inilah saat yang dinanti untuk mendulang keberkahan rezeki.

Share: Facebook Twitter Linkedin
Batik Reugreug: Pelajar Sukabumi yang Harumkan Budaya
April 7, 2025 admin

Batik Reugreug: Pelajar Sukabumi yang Harumkan Budaya

Batik Reugreug: Pelajar Sukabumi yang Harumkan Budaya

Batik bukan hanya soal motif indah di atas kain, tapi juga cerminan budaya dan filosofi masyarakatnya. Dalam ajang bergengsi tingkat nasional yang diikuti oleh 171 peserta dari berbagai penjuru Indonesia, muncul satu karya yang mencuri perhatian. Adalah Talitha Tri Deviani, siswi dari SMA Negeri 2 Kota Sukabumi, yang berhasil membawa pulang gelar juara pertama lewat karyanya yang berjudul “Batik Reugreug”.

Batik Reugreug: Pelajar Sukabumi yang Harumkan Budaya

Keunikan Desain Batik Reugreug
Desain batik ini tidak hanya memukau dari segi estetika, tetapi juga menyimpan makna yang sangat dalam. Kata “Reugreug” dalam bahasa Sunda berarti tenteram atau damai, yang menjadi pesan utama dari batik ini—menggambarkan harmoni kehidupan masyarakat Sunda yang lekat dengan alam.

Motif utama yang ditonjolkan dalam batik Reugreug adalah kujang yang diletakkan di atas buku. Kujang merupakan simbol senjata tradisional khas Sunda yang melambangkan keberanian dan kehormatan, sedangkan buku menggambarkan ilmu pengetahuan dan pendidikan. Kombinasi keduanya menjadi pesan bahwa keberanian harus berjalan seiring dengan kebijaksanaan.

Selain itu, dalam desain ini juga tergambar aktivitas Ngahuma atau bertani serta bercocok tanam, yang mencerminkan identitas masyarakat Sunda sebagai masyarakat agraris. Kegiatan ini bukan sekadar rutinitas, namun menjadi napas kehidupan yang diwariskan turun-temurun.

Tak ketinggalan, terdapat pula dua simbol penting lainnya yaitu ikan mas dan buah pala. Ikan mas dalam budaya Sunda melambangkan kemakmuran dan kelimpahan rezeki, sedangkan buah pala mencerminkan kekayaan alam yang menjadi komoditas penting di daerah tersebut.

Kemenangan yang Membanggakan

Kemenangan Talitha tidak hanya menjadi kebanggaan pribadi atau sekolahnya, tetapi juga membawa harum nama Kota Sukabumi. Di tengah dominasi peserta dari kota-kota besar, Talitha membuktikan bahwa kreativitas bisa datang dari mana saja. Proses seleksi yang ketat membuat kemenangan ini terasa begitu spesial. Para juri menilai karya berdasarkan orisinalitas, filosofi, keindahan visual, serta kekuatan narasi budaya yang diusung.

“Talitha berhasil menangkap esensi budaya Sunda dan mengemasnya dalam desain batik yang sangat elegan dan bermakna. Ini bukan sekadar kain, tapi sebuah cerita,” ujar salah satu juri.

Inspirasi Bagi Generasi Muda
Karya Talitha menjadi inspirasi besar bagi generasi muda untuk lebih mencintai budaya lokal. Di era modern seperti sekarang, mengenalkan budaya lewat media kreatif seperti batik adalah cara efektif untuk memastikan warisan budaya tidak lekang oleh waktu. Lebih dari sekadar prestasi, desain batik Reugreug menjadi simbol semangat pelestarian budaya yang dimotori oleh kaum muda.

Sekolah pun turut mendukung penuh karya ini. Pihak SMA Negeri 2 Kota Sukabumi menyatakan akan terus mendorong siswanya untuk berinovasi dan berani mengekspresikan diri melalui seni dan budaya.

Batik sebagai Warisan Budaya yang Dinamis
Batik Reugreug adalah contoh bagaimana batik bisa berkembang dan tetap relevan di tengah perkembangan zaman. Dengan tetap berpegang pada nilai-nilai budaya, batik bisa menjadi media ekspresi yang tidak hanya cantik secara visual, tetapi juga kuat dalam makna.

Keberhasilan ini diharapkan dapat menjadi pemantik bagi daerah lain untuk lebih mengangkat kearifan lokal masing-masing dalam ajang nasional maupun internasional. Sebab, dalam setiap motif batik tersimpan sejarah, nilai, dan identitas bangsa.

Share: Facebook Twitter Linkedin
Hotel Anugrah Sukabumi dengan Tamu Viral Masih Memanas
April 6, 2025 admin

Hotel Anugrah Sukabumi dengan Tamu Viral Masih Memanas

Hotel Anugrah Sukabumi dengan Tamu Viral Masih Memanas

SUKABUMI – Polemik antara pihak Hotel Anugrah Sukabumi dan salah satu tamunya, yang dikenal di TikTok dengan nama pengguna @putririna1980, terus menjadi buah bibir masyarakat. Perselisihan ini bermula dari sebuah video yang viral di media sosial, di mana akun tersebut mengunggah pengalaman tidak menyenangkan saat menginap di hotel tersebut. Kini, konflik itu telah merambah ranah hukum, membuat publik semakin menyoroti kasus ini.

Hotel Anugrah Sukabumi dengan Tamu Viral Masih Memanas

Laporan Polisi dan Tuduhan Pencemaran Nama Baik
Menurut informasi terbaru, pihak manajemen Hotel Anugrah telah secara resmi melayangkan laporan ke Polres Sukabumi Kota, menuding pemilik akun TikTok tersebut telah melakukan pencemaran nama baik. Dalam video yang beredar, pemilik akun mengungkapkan rasa kecewa atas pelayanan hotel dan menyebut adanya denda Rp1 juta akibat keterlambatan check out.

Pihak hotel menganggap isi video tersebut merugikan citra bisnis mereka dan menimbulkan dampak negatif pada reputasi hotel di mata masyarakat. Atas dasar itulah, langkah hukum pun ditempuh. “Kami merasa konten tersebut tidak berimbang dan mencoreng nama baik institusi kami,” ujar perwakilan manajemen hotel dalam konferensi pers belum lama ini.

Video Viral yang Mengundang Simpati
Sementara itu, video yang diunggah oleh @putririna1980 telah ditonton ratusan ribu kali. Banyak warganet memberikan komentar yang mendukung sang tamu hotel, menganggap denda Rp1 juta terlalu berlebihan. Dalam unggahannya, pemilik akun menceritakan bahwa ia terlambat check out sekitar beberapa menit dan langsung dikenakan denda, tanpa adanya toleransi ataupun penjelasan terlebih dahulu.

Tentu saja, hal ini mengundang pro dan kontra. Sebagian masyarakat mengecam tindakan hotel, sementara yang lain menilai bahwa setiap hotel memiliki kebijakan masing-masing yang harus dihormati oleh tamu.

Reaksi Publik dan Dampak Terhadap Hotel
Efek dari viralnya video ini begitu terasa. Beberapa netizen mengaku membatalkan rencana menginap di hotel tersebut, dan penilaian hotel di beberapa platform review mulai dipenuhi komentar negatif. Ini menunjukkan bahwa media sosial memang punya pengaruh kuat terhadap citra sebuah bisnis.

Tak hanya itu, sejumlah influencer dan aktivis digital mulai ikut bersuara, mendorong agar hotel lebih bijak dalam menerapkan kebijakan serta menyikapi kritik dari pelanggan. Namun, ada juga suara-suara yang menyayangkan penyebaran video tanpa terlebih dahulu mengupayakan penyelesaian secara kekeluargaan.

Upaya Mediasi dan Jalan Tengah

Hingga saat ini, proses hukum masih berjalan. Namun berbagai pihak berharap agar kedua belah pihak bisa menempuh jalur mediasi. Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) wilayah Sukabumi pun angkat bicara. Mereka mengimbau agar kasus semacam ini bisa menjadi pelajaran penting dalam membangun komunikasi yang lebih baik antara pengusaha dan konsumen.

“Kami berharap insiden ini menjadi momentum untuk meningkatkan profesionalisme layanan sekaligus membangun pemahaman yang lebih baik terhadap hak dan kewajiban masing-masing,” ungkap salah satu perwakilan PHRI.

Tamu Sebagai Raja, Tapi Juga Harus Tahu Aturan
Fenomena ini membuka diskusi lebih luas mengenai bagaimana pelanggan menyampaikan keluhan. Di era digital, segala sesuatunya bisa menjadi viral dalam hitungan detik. Namun, tetap penting untuk menjaga etika dalam menyuarakan pendapat agar tidak menimbulkan persoalan hukum.

Sebaliknya, pihak hotel juga dituntut untuk lebih transparan dan komunikatif. Kebijakan seperti denda harus dijelaskan secara rinci sejak awal agar tidak menimbulkan kesalahpahaman di kemudian hari. Pelayanan yang humanis dan terbuka pada kritik akan menjadi nilai tambah dalam industri perhotelan.

Penutup
Perseteruan antara Hotel Anugrah Sukabumi dan pemilik akun TikTok @putririna1980 menjadi contoh nyata bagaimana dunia digital dapat memengaruhi reputasi sebuah bisnis. Proses hukum mungkin masih berjalan, namun yang lebih penting adalah bagaimana kedua pihak bisa mengambil pelajaran dari insiden ini. Komunikasi yang baik dan sikap saling menghargai akan menjadi kunci agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang.

Share: Facebook Twitter Linkedin
Tarif Masuk Pantai Minajaya Sukabumi Rp12 Ribu
April 5, 2025 admin

Tarif Masuk Pantai Minajaya Sukabumi Rp12 Ribu

Tarif Masuk Pantai Minajaya Sukabumi Rp12 Ribu

Pantai Minajaya yang terletak di Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi kembali menjadi perbincangan hangat di media sosial. Hal ini dipicu oleh unggahan salah satu akun Facebook yang menyoroti harga tiket masuk ke pantai tersebut yang mencapai Rp12 ribu per orang. Unggahan tersebut menuai berbagai tanggapan dari warganet, mulai dari keluhan hingga pertanyaan mengenai legalitas penarikan tarif tersebut.

Tarif Masuk Pantai Minajaya Sukabumi Rp12 Ribu

Namun, Dinas Pariwisata Kabupaten Sukabumi menegaskan bahwa tarif masuk Pantai Minajaya tersebut telah sesuai dengan Peraturan Daerah (Perda) yang berlaku. Harga tersebut bukanlah kebijakan sepihak ataupun pungutan liar, melainkan telah ditetapkan melalui mekanisme regulasi resmi pemerintah daerah.

Klarifikasi dari Dinas Pariwisata
Menanggapi polemik yang berkembang, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sukabumi menjelaskan bahwa besaran tiket masuk ke destinasi wisata, termasuk Pantai Minajaya, telah diatur dalam Perda Kabupaten Sukabumi Nomor 2 Tahun 2020 tentang Retribusi Jasa Usaha. Dalam aturan tersebut, disebutkan bahwa tempat-tempat wisata yang dikelola oleh pemerintah daerah dapat memungut retribusi sebagai bentuk kontribusi pengunjung terhadap perawatan dan pengembangan kawasan wisata.

“Rp12 ribu per orang itu sudah sesuai dengan Perda. Bukan hanya di Minajaya, tarif tersebut juga berlaku di beberapa pantai lainnya yang dikelola oleh pemda,” ujar pejabat Dispar setempat dalam keterangannya.

Ia juga menambahkan bahwa hasil dari retribusi tersebut akan kembali digunakan untuk membenahi sarana dan prasarana penunjang pariwisata di kawasan tersebut, seperti toilet umum, tempat sampah, tempat parkir, dan fasilitas keamanan. Dengan demikian, biaya yang dikeluarkan pengunjung tidak hanya menjadi beban, melainkan bentuk partisipasi dalam meningkatkan kualitas objek wisata.

Reaksi Warga dan Pengunjung

Meski sudah ada penjelasan resmi dari pihak terkait, sejumlah pengunjung tetap menyampaikan beragam komentar. Sebagian menyebut bahwa Rp12 ribu per orang dirasa cukup mahal jika dibandingkan dengan pantai-pantai lain yang menawarkan harga lebih murah. Namun, ada pula yang menyatakan bahwa tarif tersebut masih tergolong wajar, apalagi jika fasilitas yang tersedia memang terjaga dengan baik.

“Kalau memang uangnya buat kebersihan dan keamanan, saya rasa tidak masalah. Tapi kalau fasilitasnya tidak memadai, ya tentu orang akan protes,” kata Rina, salah seorang pengunjung yang ditemui saat berlibur ke Pantai Minajaya.

Sementara itu, pengelola Pantai Minajaya juga menyatakan bahwa mereka selalu berusaha memberikan pelayanan terbaik kepada para wisatawan. Petugas kebersihan rutin dikerahkan setiap hari, dan pos penjagaan untuk keamanan juga tersedia di beberapa titik lokasi.

Komitmen Pemerintah Daerah
Pemerintah Kabupaten Sukabumi melalui Dinas Pariwisata menegaskan komitmennya untuk terus melakukan pembenahan terhadap berbagai destinasi wisata, termasuk Pantai Minajaya. Mereka juga membuka ruang bagi masyarakat untuk memberikan masukan maupun kritik yang membangun demi kemajuan sektor pariwisata di daerah tersebut.

“Kami sangat terbuka dengan kritik dan saran dari masyarakat. Kalau memang ada yang merasa keberatan, silakan sampaikan lewat saluran resmi agar bisa kami tindak lanjuti,” ujar pejabat Dinas Pariwisata.

Pihak Dispar juga berencana melakukan sosialisasi lebih intensif kepada masyarakat mengenai tarif retribusi yang berlaku, termasuk dasar hukumnya. Diharapkan, dengan edukasi yang tepat, tidak akan timbul kesalahpahaman yang berujung pada viralnya informasi tidak lengkap di media sosial.

Potensi Wisata yang Perlu Dijaga
Pantai Minajaya memang memiliki pesona alam yang memukau. Garis pantainya yang panjang, ombak yang menantang, dan hamparan pasir yang luas menjadikannya destinasi favorit, terutama bagi warga lokal maupun wisatawan dari luar Sukabumi. Oleh karena itu, pemeliharaan kawasan ini menjadi hal yang sangat penting agar tetap dapat dinikmati oleh generasi mendatang.

Dengan sistem retribusi yang jelas dan transparan, masyarakat dan wisatawan diharapkan dapat lebih menghargai keberadaan fasilitas umum yang tersedia di tempat wisata. Biaya masuk yang ditarik bukan sekadar pungutan, tetapi merupakan investasi bagi keberlangsungan pariwisata daerah.

Kesimpulan
Isu mengenai tarif masuk Pantai Minajaya sebesar Rp12 ribu per orang telah dijelaskan oleh pihak terkait dan dinyatakan sah sesuai dengan Perda yang berlaku. Pemerintah daerah berharap masyarakat tidak langsung terprovokasi oleh unggahan di media sosial tanpa memverifikasi kebenarannya. Yang terpenting, biaya tersebut dimanfaatkan untuk menunjang kenyamanan dan kebersihan area wisata, demi memberikan pengalaman terbaik bagi para pengunjung.

Share: Facebook Twitter Linkedin
Puluhan Warga Sukabumi Joget Wadiwaw di Live TikTok
April 3, 2025 admin

Puluhan Warga Sukabumi Joget Wadiwaw di Live TikTok

Puluhan Warga Sukabumi Joget Wadiwaw di Live TikTok

Fenomena unik sedang terjadi di salah satu wilayah Sukabumi, Jawa Barat. Puluhan warga terlihat berkumpul di sebuah tempat terbuka dan asyik berjoget mengikuti irama lagu “Wadiwaw” yang viral di media sosial. Menariknya, aksi mereka ini disiarkan secara langsung melalui aplikasi TikTok dan ditonton ribuan pengguna secara real time.

Puluhan Warga Sukabumi Joget Wadiwaw di Live TikTok

Tingkah laku warga yang berbondong-bondong menari bersama itu lantas mengundang perhatian luas dari masyarakat, terutama pengguna media sosial. Beberapa warganet merasa heran, prihatin, bahkan menyayangkan aksi tersebut. Tak sedikit yang mempertanyakan: apakah ini bentuk kreativitas, atau justru cerminan kondisi ekonomi yang memprihatinkan?

Joget Massal dan Live TikTok: Fenomena Baru di Tengah Masyarakat
Tidak dapat dipungkiri bahwa TikTok saat ini menjadi salah satu platform paling populer di Indonesia. Dari anak-anak hingga orang tua, banyak yang tergoda untuk tampil di hadapan kamera demi mendapat perhatian publik atau bahkan mencari penghasilan tambahan melalui gift dan endorsement.

Aksi puluhan warga Sukabumi ini menunjukkan bahwa media sosial sudah merambah ke berbagai lapisan masyarakat, bahkan di pelosok daerah. Mereka terlihat kompak berjoget, sebagian mengenakan kostum nyentrik, dan tak jarang membawakan tarian yang sudah dikoreografikan. Uniknya, kegiatan ini dilakukan rutin, seolah menjadi pekerjaan baru bagi sebagian warga.

Beralih Profesi Demi Cuan TikTok
Dalam beberapa video yang beredar, beberapa warga mengakui bahwa mereka sengaja mengikuti tren TikTok karena adanya peluang penghasilan dari live streaming. Melalui fitur live TikTok, penonton dapat memberikan “gift” berupa stiker atau animasi yang nantinya dapat diuangkan oleh pemilik akun. Bahkan, beberapa dari mereka mengaku penghasilan dari TikTok lebih besar dibandingkan pekerjaan mereka sebelumnya sebagai buruh harian atau pedagang kecil.

Hal ini tentu menimbulkan perdebatan. Di satu sisi, adanya alternatif penghasilan digital bisa menjadi solusi kreatif di tengah sulitnya lapangan kerja. Namun, di sisi lain, sebagian pihak khawatir jika tren ini menjadi candu dan menggeser etos kerja konvensional.

Respons Warganet: Antara Miris dan Menyayangkan

Reaksi warganet terhadap aksi berjoget massal ini pun beragam. Ada yang mendukung dengan alasan bahwa warga hanya ingin bersenang-senang dan berusaha mencari nafkah dengan cara yang sah. Namun, tidak sedikit juga yang menyayangkan, bahkan menyebut fenomena ini sebagai “potret kemiskinan yang dikemas dengan gaya pop”.

Komentar seperti “Miris, warga sampai rela berjoget demi gift TikTok”, atau “Sedih lihat orang tua ikut-ikutan live cuma buat nyari uang”, membanjiri kolom komentar. Beberapa bahkan menyarankan pemerintah daerah untuk lebih memperhatikan kondisi ekonomi masyarakat dan memberikan pelatihan kerja yang lebih produktif.

Perlu Pendekatan Edukasi Digital
Fenomena ini menunjukkan pentingnya edukasi tentang literasi digital di tengah masyarakat. Perlu adanya pemahaman yang seimbang antara memanfaatkan platform media sosial untuk berkreativitas dan menjaga etika serta nilai-nilai kerja yang produktif. Pemerintah dan tokoh masyarakat bisa berperan aktif memberikan arahan agar warga tidak hanya mengejar viralitas, namun juga mengembangkan keterampilan yang bermanfaat jangka panjang.

Selain itu, penting juga bagi platform seperti TikTok untuk memperkuat kebijakan dan filter konten yang ditayangkan, agar tidak semua hal bisa dijadikan tontonan publik tanpa batasan.

Kesimpulan
Fenomena puluhan warga di Sukabumi yang berjoget massal dalam live TikTok adalah cerminan dari perubahan gaya hidup masyarakat di era digital. Meskipun bisa dimaknai sebagai bentuk kreativitas dan adaptasi zaman, tetap perlu kontrol dan edukasi yang tepat agar kegiatan tersebut tidak berujung negatif, baik bagi individu maupun lingkungan sosialnya.

Digitalisasi memang membuka banyak peluang, namun tetap harus diimbangi dengan literasi dan arahan agar tidak menimbulkan fenomena miris yang meresahkan.

Share: Facebook Twitter Linkedin
Batik Lokatmala Khas Sukabumi: Warisan Budaya yang Abadi
April 2, 2025 admin

Batik Lokatmala Khas Sukabumi: Warisan Budaya yang Abadi

Batik Lokatmala Khas Sukabumi: Warisan Budaya yang Abadi

Sukabumi, sebuah kota yang terletak di bagian selatan Provinsi Jawa Barat, tidak hanya dikenal karena keindahan alam dan kesejukannya, tetapi juga karena kekayaan budayanya yang luar biasa. Salah satu warisan budaya yang patut mendapat sorotan khusus adalah Batik Lokatmala, sebuah motif batik khas Sukabumi yang menyimpan makna filosofis mendalam.

Batik Lokatmala Khas Sukabumi: Warisan Budaya yang Abadi

Asal Usul dan Arti Nama Lokatmala
Nama Lokatmala berasal dari bahasa Sunda yang berarti bunga Edelweis, atau dalam nama ilmiahnya dikenal sebagai Anaphalis Javanica. Bunga Edelweis sendiri tumbuh secara alami di kawasan pegunungan tinggi, termasuk di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango yang berada di wilayah Kabupaten Sukabumi. Edelweis sering dijuluki sebagai bunga abadi karena kemampuannya bertahan lama setelah dipetik.

Makna ini kemudian diterjemahkan dalam seni batik sebagai harapan agar karya batik yang dihasilkan tak lekang oleh waktu, abadi dalam keindahan dan nilainya. Filosofi tersebut menjadi semangat para perajin dalam menciptakan setiap helaian Batik Lokatmala.

Keunikan Motif dan Filosofi Batik Lokatmala
Yang membedakan Batik Lokatmala dengan batik dari daerah lain adalah motifnya yang terinspirasi langsung dari bunga Edelweis. Pola-pola yang digunakan menggambarkan kelopak, tangkai, hingga lingkungan pegunungan tempat Edelweis tumbuh. Warna-warna alami seperti cokelat tanah, hijau daun, dan krem digunakan untuk memberikan kesan alamiah serta menggambarkan keindahan pegunungan.

Filosofi yang terkandung dalam motif ini tidak hanya merefleksikan keindahan visual, tetapi juga menggambarkan keteguhan, kesetiaan, dan keabadian, sebagaimana karakter bunga Edelweis itu sendiri. Inilah yang membuat Batik Lokatmala bukan sekadar kain, melainkan juga representasi dari nilai-nilai luhur masyarakat Sukabumi.

Peran Pengrajin Lokal dalam Melestarikan Batik Lokatmala
Perkembangan Batik Lokatmala tidak lepas dari peran aktif para perajin lokal yang terus menjaga tradisi dan kualitasnya. Dengan memanfaatkan bahan alami dan teknik pewarnaan tradisional, mereka menciptakan produk batik yang tidak hanya indah tetapi juga ramah lingkungan.

Sebagian besar perajin batik di Sukabumi adalah perempuan, yang menjadikan batik sebagai ladang penghidupan sekaligus bentuk pelestarian budaya. Kegiatan membatik pun sering diwariskan secara turun-temurun dalam satu keluarga.

Batik Lokatmala dan Dunia Fashion

Saat ini, Batik Lokatmala semakin dilirik oleh para desainer lokal maupun nasional. Motifnya yang unik dan sarat makna menjadikannya bahan yang cocok untuk berbagai produk fashion seperti kemeja, gaun, selendang, hingga aksesori modern. Bahkan, tidak sedikit peragaan busana yang mengangkat Batik Lokatmala sebagai tema utama, membuktikan bahwa kain tradisional bisa tampil menawan di panggung mode modern.

Pemerintah daerah Sukabumi juga turut serta mendorong pengembangan batik ini melalui pelatihan, pameran UMKM, hingga promosi digital. Dukungan ini penting agar Batik Lokatmala tetap eksis di tengah arus modernisasi.

Peluang Ekonomi dan Pariwisata Budaya
Batik Lokatmala juga membuka peluang ekonomi baru, terutama di sektor ekonomi kreatif dan pariwisata budaya. Wisatawan yang datang ke Sukabumi tidak hanya disuguhi panorama alam, tetapi juga bisa mengikuti workshop membatik, membeli langsung produk batik khas daerah, serta mengenal lebih dalam sejarah dan filosofi di balik motifnya.

Keunikan Batik Lokatmala bahkan menjadi salah satu daya tarik dalam paket wisata budaya di Sukabumi. Hal ini memberikan nilai tambah bagi daerah serta memperkuat identitas lokal.

Kesimpulan
Batik Lokatmala bukan hanya kain bermotif cantik, tetapi juga warisan budaya yang penuh makna. Terinspirasi dari bunga Edelweis yang abadi, batik ini menjadi simbol keteguhan dan keindahan yang tak pudar dimakan zaman. Dukungan masyarakat, perajin, serta pemerintah dalam melestarikan dan mempromosikan Batik Lokatmala sangatlah penting agar kain khas Sukabumi ini bisa terus dikenal, dicintai, dan dibanggakan oleh generasi mendatang.

Share: Facebook Twitter Linkedin