April 7, 2025

Batik Reugreug: Pelajar Sukabumi yang Harumkan Budaya

Batik Reugreug: Pelajar Sukabumi yang Harumkan Budaya

Batik bukan hanya soal motif indah di atas kain, tapi juga cerminan budaya dan filosofi masyarakatnya. Dalam ajang bergengsi tingkat nasional yang diikuti oleh 171 peserta dari berbagai penjuru Indonesia, muncul satu karya yang mencuri perhatian. Adalah Talitha Tri Deviani, siswi dari SMA Negeri 2 Kota Sukabumi, yang berhasil membawa pulang gelar juara pertama lewat karyanya yang berjudul “Batik Reugreug”.

Batik Reugreug: Pelajar Sukabumi yang Harumkan Budaya

Keunikan Desain Batik Reugreug
Desain batik ini tidak hanya memukau dari segi estetika, tetapi juga menyimpan makna yang sangat dalam. Kata “Reugreug” dalam bahasa Sunda berarti tenteram atau damai, yang menjadi pesan utama dari batik ini—menggambarkan harmoni kehidupan masyarakat Sunda yang lekat dengan alam.

Motif utama yang ditonjolkan dalam batik Reugreug adalah kujang yang diletakkan di atas buku. Kujang merupakan simbol senjata tradisional khas Sunda yang melambangkan keberanian dan kehormatan, sedangkan buku menggambarkan ilmu pengetahuan dan pendidikan. Kombinasi keduanya menjadi pesan bahwa keberanian harus berjalan seiring dengan kebijaksanaan.

Selain itu, dalam desain ini juga tergambar aktivitas Ngahuma atau bertani serta bercocok tanam, yang mencerminkan identitas masyarakat Sunda sebagai masyarakat agraris. Kegiatan ini bukan sekadar rutinitas, namun menjadi napas kehidupan yang diwariskan turun-temurun.

Tak ketinggalan, terdapat pula dua simbol penting lainnya yaitu ikan mas dan buah pala. Ikan mas dalam budaya Sunda melambangkan kemakmuran dan kelimpahan rezeki, sedangkan buah pala mencerminkan kekayaan alam yang menjadi komoditas penting di daerah tersebut.

Kemenangan yang Membanggakan

Kemenangan Talitha tidak hanya menjadi kebanggaan pribadi atau sekolahnya, tetapi juga membawa harum nama Kota Sukabumi. Di tengah dominasi peserta dari kota-kota besar, Talitha membuktikan bahwa kreativitas bisa datang dari mana saja. Proses seleksi yang ketat membuat kemenangan ini terasa begitu spesial. Para juri menilai karya berdasarkan orisinalitas, filosofi, keindahan visual, serta kekuatan narasi budaya yang diusung.

“Talitha berhasil menangkap esensi budaya Sunda dan mengemasnya dalam desain batik yang sangat elegan dan bermakna. Ini bukan sekadar kain, tapi sebuah cerita,” ujar salah satu juri.

Inspirasi Bagi Generasi Muda
Karya Talitha menjadi inspirasi besar bagi generasi muda untuk lebih mencintai budaya lokal. Di era modern seperti sekarang, mengenalkan budaya lewat media kreatif seperti batik adalah cara efektif untuk memastikan warisan budaya tidak lekang oleh waktu. Lebih dari sekadar prestasi, desain batik Reugreug menjadi simbol semangat pelestarian budaya yang dimotori oleh kaum muda.

Sekolah pun turut mendukung penuh karya ini. Pihak SMA Negeri 2 Kota Sukabumi menyatakan akan terus mendorong siswanya untuk berinovasi dan berani mengekspresikan diri melalui seni dan budaya.

Batik sebagai Warisan Budaya yang Dinamis
Batik Reugreug adalah contoh bagaimana batik bisa berkembang dan tetap relevan di tengah perkembangan zaman. Dengan tetap berpegang pada nilai-nilai budaya, batik bisa menjadi media ekspresi yang tidak hanya cantik secara visual, tetapi juga kuat dalam makna.

Keberhasilan ini diharapkan dapat menjadi pemantik bagi daerah lain untuk lebih mengangkat kearifan lokal masing-masing dalam ajang nasional maupun internasional. Sebab, dalam setiap motif batik tersimpan sejarah, nilai, dan identitas bangsa.

Share: Facebook Twitter Linkedin