Jalan Sukabumi-Sagaranten Terputus Akibat Tanah Bergerak
SUKABUMI – Ruas jalan utama yang menghubungkan Sukabumi dengan Sagaranten, tepatnya di wilayah Cisayar, Kecamatan Nyalindung, mengalami kerusakan parah akibat pergerakan tanah yang dipicu hujan deras selama tiga hari berturut-turut. Dampaknya, akses kendaraan dari dan menuju kawasan selatan Sukabumi terganggu. Pemerintah daerah pun telah menyiapkan dua jalur alternatif sebagai solusi sementara untuk mobilitas warga.
Jalan Sukabumi-Sagaranten Terputus Akibat Tanah Bergerak
Bencana ini terjadi pada awal pekan ketika curah hujan tinggi melanda wilayah Kabupaten Sukabumi. Tidak hanya menyebabkan badan jalan retak dan ambles, tanah bergerak juga merusak sejumlah rumah warga di sekitar lokasi. Beberapa warga bahkan harus dievakuasi demi keselamatan mereka.
Kondisi Terkini Lokasi Jalan Terputus
Pantauan di lokasi menunjukkan bahwa bagian jalan yang terputus berada di Desa Cisayar, tepatnya di tanjakan yang biasa dilalui kendaraan berat. Keretakan terlihat melintang sepanjang ruas jalan dengan lebar patahan mencapai lebih dari satu meter. Jalan aspal tampak ambles dan bergelombang, tidak bisa dilalui oleh kendaraan roda empat maupun roda dua.
Beberapa rumah warga yang berada di lereng juga mengalami kerusakan. Tembok retak, lantai bergeser, dan beberapa bangunan mengalami kemiringan akibat tanah di bawahnya yang terus bergerak. Kondisi ini membuat warga setempat merasa khawatir dan waspada terhadap potensi longsor lanjutan.
Warga Terpaksa Mengungsi
Menurut informasi dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, sedikitnya 5 kepala keluarga harus dievakuasi dari rumah mereka. Evakuasi dilakukan karena lokasi tempat tinggal mereka berada di titik rawan pergerakan tanah. Sebagian warga mengungsi ke rumah kerabat, sementara sebagian lainnya ditampung di tenda darurat yang disiapkan oleh petugas.
“Sudah tiga hari hujan terus turun tanpa henti. Awalnya hanya retakan kecil, tapi sekarang jalan benar-benar terputus dan rumah kami ikut terdampak,” ujar Rudi (48), salah satu warga yang terdampak langsung bencana ini.
Pemerintah Siapkan Jalur Alternatif
Menanggapi kondisi ini, Pemerintah Kabupaten Sukabumi bergerak cepat dengan menyiapkan dua jalur alternatif untuk mengantisipasi terganggunya arus transportasi masyarakat. Dua jalur tersebut adalah:
Jalur melalui Kecamatan Curugkembar
Jalur ini melewati rute Curugkembar – Pabuaran – Sagaranten. Meski jaraknya sedikit lebih jauh, jalan ini masih dalam kondisi layak dilalui kendaraan roda dua dan empat.
Jalur melalui Kecamatan Lengkong
Alternatif lainnya adalah melalui Lengkong – Waluran – Sagaranten. Rute ini disarankan bagi kendaraan kecil karena kontur jalannya cukup menantang dan perlu kehati-hatian.
Pemerintah daerah juga telah meminta dinas terkait untuk segera melakukan survei serta mempercepat proses perbaikan pada ruas jalan utama yang terputus. Namun, karena kondisi tanah masih labil, perbaikan permanen akan menunggu kondisi stabil agar tidak membahayakan pekerja maupun pengguna jalan.
Himbauan untuk Warga
Kepala BPBD Sukabumi, Dadang Kurnia, menghimbau warga untuk tetap waspada dan segera melapor jika melihat tanda-tanda pergerakan tanah, seperti retakan pada tanah, dinding rumah, atau perubahan bentuk permukaan jalan.
“Kami mengimbau masyarakat untuk tidak memaksakan diri melintasi area yang sudah dinyatakan rawan. Tim kami terus bersiaga dan memantau kondisi di lapangan,” ujar Dadang.
Selain itu, masyarakat diminta mengikuti perkembangan informasi resmi dari pemerintah daerah dan tidak mudah percaya pada informasi tidak valid yang beredar di media sosial.
Potensi Pergerakan Tanah Masih Tinggi
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat masih akan mengguyur wilayah Sukabumi dan sekitarnya dalam beberapa hari ke depan. Oleh karena itu, risiko bencana seperti tanah longsor, banjir, hingga pergerakan tanah masih cukup tinggi.
Warga diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama yang tinggal di daerah perbukitan dan lereng. Upaya mitigasi seperti pembuatan saluran air darurat dan penahan tanah sementara juga tengah dilakukan oleh dinas terkait.
Kesimpulan
Bencana pergerakan tanah di Cisayar, Nyalindung, Sukabumi, menjadi pengingat pentingnya kesiapsiagaan terhadap cuaca ekstrem. Meski jalan utama Sukabumi–Sagaranten saat ini terputus, dua jalur alternatif telah dibuka untuk menunjang mobilitas warga. Pemerintah daerah pun terus melakukan langkah tanggap darurat dan mitigasi lanjutan guna mencegah bencana yang lebih besar.